26 Juli 2021, tepatnya 4 hari yang lalu (aku juga baru sadar ternyata masih 4 hari yang lalu, rasanya sudah berbulan-bulan) aku mengakhiri hubunganku dengan Mas Oky. Aku... tentu saja masih menyayanginya. Aku mengkhawatirkan keadaannya yang sedang hampa, kosong, dan perasaan atau pikiran kalut lainnya yang mungkin belum dia ceritakan. Aku merasa mampu untuk menemaninya tanpa komunikasi kalau dia mau, tapi dia mengatakan dia sudah tidak nyaman denganku yang "annoying" (karena selalu minta dikabari, minta waktu sebentar, bilang kangen) ahhh panjang sekali ceritanya, aku ingn perasaanku baik-baik saja tanpa mengungkit betapa mengesalkan saat ia mengatakan itu, mengungkit yang sudah-sudah, yang bahkan sudah kulupakan. Baiklah, akhirnya aku mengakihiri. Berharap dia lekas membaik dan mungkin saja suatu hari kembali. Yaa aku masih mengharapkannya, jika Tuhan mau membolak-balikkan hatinya. Aku masih merasa, peluang kami besar untuk memperbaiki masing-masing, memperbaiki kami, dan kembali bersama.
Aku merasa, aku sudah menerima setiap orang yang datang, hadir, dan singgah membersamai hidupku, ceritaku, tapi kenapaa tidak ada orang yang menerima seutuhnya aku. Sekalipun aku annoying. Yaa aku tau orang pasti kesal, aku pun kesal kalau ada orang yang ada sifat sepertiku, tapi yaa aku tidak membencinya atau menjauhinya. Aku menerimanya. Ahh mungkin emang aku belum nemu aja. Belum waktu yang pas bagi Tuhan untuk aku menerima seindah itu. Atau aku yang belum siap. Entah bagaimana menurut Tuhan siap itu.
Aku belum sidang, padahal tinggal selangkah lagi. Betapa merasa buruk sekali melihat teman-teman yang sudah sidang. Mungkin itu juga yang dirasakan Mas Oky, batinku. Aku jadi makin mengkhwatirkan Mas Oky. Kesal juga dengan dosen pembimbing yang tidak cak-cek, dosen PA yang tidak membantu, maupun kajur yang hanya bisa menasihati dan bertindak hanya begitu saja. Ujungnya, jika aku mengadu, aku yang dimarahi oleh dosen pembimbing. Aku berpikir, apa yaaa yang sedang Tuhan rencanakan. Ikhtiar sudah, doa sudah, bahkan dibantu doa Mama. Tapi Tuhan tak kunjung kabulkan doaku, pasti Tuhan sedang merencanakan sesuatu. Tiada yang mustahil bagi Tuhan kan. Mungkin, menurut Tuhan jika aku sidang sekarang, itu tidak baik, makanya Tuhan cari waktu yang baik dan nanti indah pas, tepat, mantap pada waktunya biar nikmaat tiada tara.
Aku senang Barra hadir di antara keluarga kami. Aku sempat cemburu, karena semua perhatian orang rumah kepadaku seakan teralihkan. Aku merasa malu karena merasa seperti itu wkwk. Aku yakin adikku pun juga merasakan hal yang sama denganku. Dengan kesendirian, kesepian, dan keheningan ini lambat laun aku merasa terbiasa. Ala bisa karena terbiasa, kan. Aku merasa aman dan nyaman, seakan punya ruang sendiri di antara keramaian ini. Tidak hanya di keluargaku, di organisasi aku juga menjadi anak emas yang selalu dibanggakan bahkan membuat Juang iri karena semua perhatian orang hanyalah kepadaku. Tapi semuanya punya tempo masing-masing. Yaa tapi aku terbiasa dengan ini semua. Dan berpikir, ternyata enak juga menjadi orang yang underrated. Tapi aku sadar, itu hanya perasaanku saja.
Aku merasa sial dalam artian hubunganku selalu berakhir dan akan sedih kemudian menemukan hal yang baru ketika ganti hp, ganti case hp atau setiap menuliskan #30dayswritingchallenge. Aku ganti hp karena hpku memang rusak, ganti case karena sudah buluk, dan tanpa menunggu waktu lagi/menghabiskan masa kesialanku/biar semuanya cepat habis dan banyak sesuatu yang baik datang, maka akan kuhabiskan sisa #30dayswritingchallenge dalam sehari-dua hari, toh aku aku banyak absen.
Sepanjang ngetik ini aku mendengarkan lagu I Just Couldn`t Save You Tonight-Ardhito feat Aureli, Sudah-Ardhito, dan Rumpang-Nadin terus-menerus. Padahal di playlist harusnya ada kelanjutan lagu yang harus diputar, Tapi aku kembali lagi dan lagi.
Aku sedang haid, entah ini hari keberapa.
Mbakku sudah membelikanku selempang.
Kakiku gemetar. Mungkin karena hampir seharian tidak makan. Tadi sore aku makan sih. Aku banyak tidur akhir-akhir ini, juga tidur pagi, Tidur sehabis shubuh sampai siang. Atau tidur jam tiga pagi, bangun jam 9 pagi kemudian tidur siang hingga sore. Yaa pokoknya tidak teratur. Mamaku jelas marah, tapi aku sudah biasa dimarahi, aku senang dimarahi karena merasa diperhatikan. Kadang aku berpikir, apakah ada yaaa yang menerimaku dengan aku yang begini. Tapi yasudahlah, I life in my own life.
Aku pengen balik Malang, tapi selain karena masih PPKM dan belum vaksin, aku juga tidak tahu mau ngapain ke Malang, Temanku, Ail dan Megu juga pada sibuk sendiri, teman Sediksi ya gitu-gitu aja kadang kalau kumpul aku banyak diamnya karena yaaa beda usia itu juga mempengaruhi percakapan. Mungkin kalau sudah sidang dan harus mengurus ini dan itu, ada saatnya memang urgent aku harus ke Malang dan ke kampus.
Sumpah aku kangen banget sama Mas Oky. Bukan kangen kenangan atau saat-sata bersamanya, aku kangen orangnya. Just wanna sit beside him, talk intimate with him, and hug him. I still love him. Kuharap dia juga merasakan hal yang sama denganku. Aku selama empat hari ini sangking kangennya, pasrah sama Tuhan dan doa, seakan-akan aku ngomong sama Tuhan, "Tuhan aku kangen banget sama Mas Oky (al-fatihah, shalawat, maa fii ghairullah, "mas oky:, al-fatihah, shalawat, aamiin) itu kayak aku kangeen banget tapi ga bisa ngapa-ngapain jadi nitip Mas Oky gitu ke Tuhan. Bukannya melet heeyyy. Biar aku lebih pasrah
BTW, aku buka blokirannya Mas Oky di WA, Juang di IG. Ngga tau pengen aja, mungkin aku merasa sudah baik dan damai dengan diriku sendiri.
Aku ngga tau kenapa pas sore tadi bangun tidur kayak kesengsem banget sama Ardhito. Abis mandi langsung pasang wallpaper kunci. Dan dengerin lagu dia kayak khidmat banget. ARDHITO PRAMONO! LO MELET GUE YAA??!
Aku pengen nangis tapi nggak punya ruang, nggak punya privasi. Ini aja aku menyediri di kamarnya Mama. Aku pengen ngobrol banyak, panjang lebar, dan deep talk with someone yang aku nyaman tanpa merasa akan ditusuk dari belakang, dijudge, digurui, atau dinasihati. Aku hanya ingin seseorang mendengarkanku dan menenangkanku secara tulus.